Bernapas dalam lumpur

Kematian tak selalu ditandai ketika jasad terkubur tapi ketika kehidupan bagai kehilang ruh kebebasan, keadilan, dan harapan .

Rilis Bangkit: Hari Kemerdekaan dan Buruh yang Terlantar

Hari ini, tahun ke 67 bangsa Indonesia memperingati hari proklamasi kemerdekaan.

Pelepasan Hak

Pelepasan hak. Kalimat itu ternyata lebih sakti dibanding keputusan Gubernur Propinsi Banten...

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Bangkit


bangkit itu jatuh
tapi bagaimana kemudian berdiri kembali
bangkit itu takut
justru karenanya keberanian diperlukan
bangkit itu selalu melihat keterbatasan
karena keterbatasan, juga berlaku bagi  ketakutan
dan ia titik balik untuk temukan keberanian

bangkit, ia bukan tentang megahnya lambang
juga bukan teriakan garang yang menyiratkan perang
tapi sebuah”ruh” yang terus mengajak pada khalayak
menggugah nurani akan keadilan
menolak segala bentuk perampasan hak

bangkit itu tidak beranjak
karena komitmen membutuhkan kesetiaan
hingga keadilan menemukan ruangnya

Bangkit -- ada karena berbuat

 
Adiyasa, 31 Maret 2014

0 komentar

Bangkit versi Bangkit


Bangkit itu diam
Karena diam adalah mendengar
Di antara hiruk-pikuk semua yang bersuara

Bangkit itu tidak mungkin
Mengharap perubahan, tanpa melakukan tindakan
Karena kebebasan tidak datang dari siapa-siapa melainkan kita

Bangkit itu sabar
Karena kesabaran hanya milik orang-orang yang ingin menyelesaikan sesuatu
Dengan melakukan sesuatu, dan bukan menunggu

Bangkit itu tiada
Karena ketiadaan adalah ”manifesto” semesta tentang kefanaan
Agar kita tak mengikatkan diri, pada kelekatan dunia

Bangkit – ada karena berbuat

Adiyasa, 1 April 2014

0 komentar

Efek Figur


Partainya bukan tanpa cela
Banyak tumbal selama ia berkuasa
Ini tak bisa dinafikan
Buruh tergulung dalam undang-undang yang berlobang

Jika aku memilihnya, itu karena dia
Aku sadar ini efek figur
Tapi agar dunia percaya bahwa ada saatnya kita tak perlu pakar atau gelar

Figur bersinar bagai lampu mercusuar
Yang menerangi sisi-sisi gelap sebuah bangunan
Tapi tak ada salahnya gunakan sedikit keyakinan
Tentang cahaya yang akan menarik cahaya-cahaya yang lain

Memilih untuk Indonesia?
Barangkali tidak, karena terlalu abstrak – Indonesia yang mana?
Jika konstitusi terus terelimininasi
Dalam gerusan roda transisi yang terjadi lima tahun sekali

Mari rehat sejenak saksikan sebuah komedi
Tentang lelucon wong pinter kalah karo wong bejo
Karena biasanya, kabegjan adalah anugerah yang bersemayam diam-diam
Dan tak pernah salah memilih tempat untuk singgah

Habis gelap terbitlah terang
Setitikpun sinar, akan selalu diperlukan
Agar kegelapan menemukan alamat menuju
Cahaya memiliki sebuah pandu

Adiyasa, 11 April 2014

0 komentar

Misteri Sebuah Tepi



bagaimana melawan lupa?
jika kejahatan terus berdesakan hingga tak lagi bernama
bagaimana kita mengingat?
karena jiwa-jiwa terus melayang dalam tabir yang tak terungkap

dan yang hidup tak lagi ”hidup” ketika...
jiwa terpecah oleh kekosongan bernama lapar yang menggelapkan mata
merayap dan tergiring dalam keterbelakangan yang sunyi

kita tahu apa itu kejahatan, pengingkaran, pengkhianatan, penindasan
kadang membuat kita tunggang-langgang mencari aman
kadang melahirkan tindakan balik bernama perlawanan!

tapi, ketika semua terjadi secara bertubi kita bagai tuli
ketika semua terus berulang kita menjadi gamang
ketika semua terus berlangsung kita menjadi limbung

ternyata, membungkam tak perlu dengan senjata
karena luka yang mendalam sanggup mendiamkan
menghilangkan seluruh kata, barangkali cara

tapi jangan lupa wahai penguasa!
diam itu berjiwa, yang tak tertebak
sebagaimana kita tahu bahwa putus asa juga berjiwa
jiwa yang sanggup melampaui jiwanya sendiri

dan...perang terkadang bermula dari hati yang sepi
jiwa yang terlukai
menuju ambang batas raionalitas

Cikuya, 21 April 2014 [nuansa batin jelang 1 Mei]

0 komentar