Hari ini, tahun ke 67 bangsa Indonesia
memperingati hari proklamasi kemerdekaan.
Dan “Peringatan” proklamasi 17 Agustsus ini, pada
akhirnya menjadi sebuah peringatan
bagi para pengelola negara yang
berkewajiban melayani pemegang kedaulatan negara yaitu rakyat, dengan
sebaik-baiknya.
Namun para pelayan ini telah lama mangkir dari
kewajiban dan tak lagi memegang amanah. Mereka bermental korup dan menyebabkan
rakyat dilanda wabah kelaparan dan kemiskinan. Penegak hukum mempermainkan
hukum sehingga keadilan berlaku secara pandang bulu. Dan sebentar lagi,
anak-anak yang putus sekolah akan bertambah karena orang tuanya yang menjadi
buruh pabrik, dilanggar hak-haknya dan nasibnya ditelantarkan tanpa kepastian.
Sekarang, tepat di hari peringatan ketika di Istana Negara merayakannya hingga menelan dana milyaran rupiah, Siti Nurhasanah dan para pekerja PT. Starnesia Garment lainnya masih dilemburkan paksa sejak kemarin pagi. Saat ini juga, Sukarsih, Rida Simanjuntak, Sadina dan Joko cs menelan kegetiran karena perusahaannya tidak mau membayarkan upah dan Tunjangan Hari Raya untuk rayakan keagamaan mereka.
Sekarang, tepat di hari peringatan ketika di Istana Negara merayakannya hingga menelan dana milyaran rupiah, Siti Nurhasanah dan para pekerja PT. Starnesia Garment lainnya masih dilemburkan paksa sejak kemarin pagi. Saat ini juga, Sukarsih, Rida Simanjuntak, Sadina dan Joko cs menelan kegetiran karena perusahaannya tidak mau membayarkan upah dan Tunjangan Hari Raya untuk rayakan keagamaan mereka.
Di momen ini, peringatan “kemerdekaan” ini, Siti,
Sukarsih, Rida, Joko serta teman-temannya menjadi bukti betapa negara ini
begitu rendah karena hukum terbukti kalah oleh kapitalisme. Tidak menghormati
dan memberi kesempatan pada warga negaranya untuk menjalankan ibadah keagamaan
dan merayakannya.
Bagaimana akan tercipta bangsa yang bersatu, aman, adil, dan sejahtera?
Bagaimana negara bisa merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, dan
terhindar dari perselisihan serta perpecahan, seperti doa yang dipanjatkan
Menteri Agama dalam upacara hari ini?
Jika faktanya, masih ada Siti dan ratusan
pekerja lainnya yang bekerja bagai rodi, dan Joko cs yang tidak bisa kembali ke
kampung halaman dan bertemu keluarga karena ditelantarkan pengussaha. Sejak 4
bulan lalu mereka tanpa dibayar upah, dan tahun ini tanpa THR.
Mereka
buruh yang menggerakan pembangunan dan ekonomi bangsa. Mereka pengurus serikat
pekerja yang turut melakukan penegakan hukum dan menjadi saksi betapa buruknya
hukum di negara ini. Mereka juga menjadi bukti, perlakukan-perlakukan keji yang
sangat tak manusiawi.
Indonesia, jika ingin menjadi bangsa yang besar, jadikan
proklamasi kemerdekaan yang telah berusia uzur ini sebagai peringatan keras
bagi pelayan rakyat untuk sungguh-sungguh menghormati warga negaranya.
Kemerdekaan
nampak semakin jauh.
Catatan Bangkit, 17 Agustus 2012
No comments:
Post a Comment